Sunday, September 16, 2012

Tips : Mudah Menjalankan Shalat Subuh

Jika Anda telah bersiap meninggalkan Shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi (Shalat). Anda akan ditimpa kemalasan, Futur (turun keimanan),  lemah, dan terus berdiam diri.

    
     Kita tidak perlu membahas semua keutamaan dan keistimewaan Shalat Subuh ini, bila hanya bertujuan sebagai pengetahuan akan hadits-hadits Rasulullah saw, atau sekedar merasakan kenikmatan teoritis tanpa realisasi di alam nyata. Namun kita memaparkan semua itu agar ada usaha semaksimal mungkin untuk menerapkan syariat Allah swt dan melaksanakan kewajiban. Untuk menerapkan syariat Allah dan melaksanakan kewajiban serta sungguh-sungguh menapaki jejak orang-orang saleh yang sangat mengerti dan memahami agama ini dengan tepat dan baik.

    Ingin rasanya kita seperti Umar, Anas, Shakhr, An-Nu'man, dan yang lainnya dalam memandang Shalat Subuh sebagaimana mereka menghormati undang-undang Allah.

    Disini akan kita bahas 10 tips yang akan membantu kita menjaga Shalat Subuh, tanpa meninggalkan sarana lain yang dibutuhkan. Akan lebih baik lagi jika bisa berinovasi. Itu karena setiap diri hendaknya senantiasa mencari cara yang tepat bagi dirinya dan juga demi membantu kaum muslimin dalam melaksanakan perintah Allah.

Semoga Allah swt melimpahkan taufik dan mengabulkannya.

1. Ikhlas

     Ikhlas menjadi tips yang terpenting dalam membantu bangun Shalat Subuh. Tanpa keikhlasan, seseorang tidak akan melaksanakan Subuh secara teratur. Itu karena Shalat Subuh merupakan standar pembeda bagi orang-orang ikhlas dengan orang-orang munafik.

    Ikhlas karena Allah diraih karena kesungguhanmu yang sangat untuk menjadikan Allah ridha terhadap (amalan) Anda. Dan, Anda siap mengorbankan apa saja demi meraihnya. Keikhlasan tidak akan muncul, kecuali Anda mengembalikan segalanya kepada Allah swt. Allah swt berfirman :

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu ibadahi dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." (QS. Az-Zumar : 65-66).

    Menyekutukan Allah disini termasuk dunia, seluruh isinya yang memikat, serta kecintaan pada nikmat lainnya yang melalaikan untuk melaksanakan Shalat Subuh.

    Perlu di ingat, menyekutukan Allah itu muncul ketika seorang hamba enggan memikirkan besarnya kekuasaan Allah swt. Dengan menelaah Kitab-Nya, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, kita akan mengetahui kekuasaan Allah.

    Sesungguhnya absen dalam Shalat Subuh merupakan tanda terjangkitnya  sakit, bukan sakit yang sebenarnya. Sedangkan sakit sebenarnya adalah memandang rendah Allah. Anda tidak berkosentrasi pada-Nya, tidak mengikhlaskan amal untuk-Nya, tidak melaksanakan perintah-Nya, tidak takut akan peringatan-Nya, tidak mengikuti undang-undang-Nya, dan Anda tidak tunduk pada syariat-Nya! Sehingga, begitu mudah meninggalkan Shalat Subuh. Pertanda yang sangat vital akan hilangnya Ikhlas.

    Kemudian ada lagi suatu hal yang sangat penting. Bukan berarti bila Anda telah menjaga Shalat Subuh berjamaah dalam seminggu atau sebulan atau setahun, maka kemudian Anda menjadi golongan orang-orang yang ikhlas. Tidak demikian! Namun Anda harus menjaganya terus menerus, sejak Anda mengetahui inilah Shalat Subuh, hingga datangnya kematian.

    Masalah ini membutuhkan mujahadah (usaha yang kuat), kesabaran, dan latihan. Orang yang Shalat beberapa kali kemudian terputus, bukanlah orang yang ikhlas. Sangat disayangkan, apabila sebagian besar orang Islam membiasakan diri Shalat di masjid beberapa kali saja, kemudian meninggalkan kewajiban ini bertahun-tahun.

    Kalau sekiranya ia benar-benar Shalat karena Allah swt, ketahuilah sesungguhnya Allah itu terus hidup, dan tidak akan pernah mati selama-lamanya. Allah tidak untuk disembah sehari dan disekutukan pada hari yang lain. Atau disembah pada satu kondisi dan disekutukan pada kondisi yang lain. Namun kita wajib menyembah-Nya sepanjang hidup dan pada setiap kondisi.

     Ketika kita melihat beberapa fenomena yang terjadi dalam masyarakat Islam, kita dapati banyak hal yang menyedihkan. Berikut saya paparkan beberapa contoh :

    Seorang da'i menyeru  kepada kebaikan, mengajarkan kepada mereka Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan mendorong mereka untuk taat. Lalu ia pergi melaksanakan Shalat Subuh dengan alasan tidak enak hati menyuruh orang lain berbuat baik, sementara dia tidak melakukannya. Apabila ia absen dari hadapan orang-orang tersebut bepergian misalnya, atau tinggal di daerah lain bukan tempat tinggalnya atau tidak lagi mengajar  masyarakat dikarenakan 'udzur (alasan), atau sebab-sebab yang lain maka ia tidak lagi mengerjakan Shalat Subuh berjamaah di masjid.

     Seorang pegawai atau pekerja yang tugasnya menuntut ia harus selalu bangun pagi-pagi buta, maka ia pun menyempatkan diri untuk Shalat Subuh di masjid. Atau mahasiswa yang belajar hingga menjelang Subuh karena menghadapi ujian semester ia juga melangkahkan kakinya ke masjid untuk Shalat Subuh. Namun bila jadwal kerja berubah atau ujian semester telah usai mereka pun dengan enteng meninggalkan Shalat Subuh.

Lalu, dimanakah letak keikhlasan ???

    Muslim yang ketiga sangat membutuhkan Allah dalam suatu urusan. Ia mengalami krisis yang hebat, seperti anaknya sakit, hilang mata pencahariannya, atau kezhaliman menimpa dirinya. Maka mulailah ia menjaga Shalat Subuhnya, khusuk sekali. Ia berdo'a kepada Allah swt  dengan Ikhlas. Kemudian tatkala lepas dari krisis, dan masalah yang tengah dihadapi telah usai, maka dia berhenti melaksanakan Shalat Subuh.

Dimana keikhlasannya kepada Allah ???

Bacalah firman Allah swt  :

"Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya. Datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatannya kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata), "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur." Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezhaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,sesungguhnya (bencana) kezhalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezhalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami tunjukan kepadamu  apa yang telah kamu kerjakan." (QS.Yunus : 22-23).

     Saya kenal seorang Syaikh. Dulu ia bekerja sebagai Imam di salah satu masjid pada sebuah negara di Eropa dengan gaji setiap bulan. Saat beliau menjadi Imam dalam semua Shalat, beliau juga memberikan pelajaran dan khutbah. Lalu setelah habis masa kerjanya satu tahun tetapi belum diperbaharui  kontraknya (sebagai Imam), maka terpaksa ia bekerja dengan profesi lain di tempat lain juga. Walau dekat dengan masjid tapi ia berhenti dari Shalat Subuh dan sebagian besar Shalat yang lain. Dulu, ketika ia menjadi Imam, ia anggap itu sebagai "profesi". Namun ketika "profesi" itu hilang, maka hilang juga Shalatnya.

Apakah yang demikian tadi lebih pantas dinamakan Ikhlas ???

    Ikhlas merupakan sarana yang paling utama untuk menjaga Shalat Subuh, dan sarana paling pokok dalam segala amal kebaikan dan ketaatan. Setan begitu mudah menggoda setiap hamba, kecuali yang Ikhlas di antara mereka. Allah menceritakan tentang setan :

"Iblis menjawab, Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka'." (QS. As-Shad : 82-83). 

Berhati-hatilah Anda dari mangsa setan, dan bekali diri dengan senjata Ikhlas.

2. Tekad yang Kuat

    Saya yakin, tak ada yang bisa menghalangi orang yang memiliki kehendak jujur untuk bangun Shalat Subuh.

    Kalau seorang muslim betul-betul merasakan tingginya nilai Shalat Subuh berjamaah, maka dia akan mengatur seluruh kehidupannya agar bisa bangun untuk Shalat Subuh.

Lihatlah apa yang difirmankan Allah berkenaan dengan orang-orang munafik.

"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, namun Allah tidak menyukai (membenci) keberangkatan mereka. Maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka, 'Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu'." (QS. At-Taubah: 46)

    Jadi, kemauan akan muncul, manakala mereka memiliki keseriusan dan kejujuran untuk keluar, sehingga mereka benar-benar akan mempersiapkan apa saja yang memungkinkannya berangkat ke medan perang. Begitu juga bagi yang berkeinginan Shalat Subuh. Jika mereka tidak mempersiapkan apa-apa, berarti ia bukan orang yang jujur. Seakan-akan ia berkata, "Saya mau tapi saya tidak setuju...."

    Contohnya, kalau tidurnya terlambat, tidak memasang jam weker, dan tidak mengusahakan apa saja yang dapat membantunya bangun pagi, bagaimana ia bisa mengatakan : "Saya mau Shalat, tetapi saya tidak mendengar adzan!" Kalau tidak ada keinginan yang kuat, maka jangan berharap bisa mendengar adzan!

"Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar." (QS. Al-Anfal : 23)

     Bahkan meski sekiranya seorang muslim mendengar adzan tapi kemauannya lemah, ia tidak akan bangun juga. Namun yang lebih berbahaya adalah bila sampai pada tingkat : Allah membenci jika ia bangun. Apa yang akan terjadi kalau Allah sudah membenci bangunnya seorang muslim untuk Shalat ?

    Allah membenci apabila ada seorang muslim yang bangun hanya ingin melanggar perintah-Nya. Ia tidak mempunyai kemauan kuat, dan terang-terangan berniat untuk bermaksiat. Allah tidak menginginkan seorang hamba yang "datang" kepada-Nya dengan keterpaksaan dan kebencian. Akan tetapi Dia mencintai seorang hamba yang taat, yang rela melangkahkan kakinya karena rindu akan cinta-Nya.

   Apabila Allah mendapatkan  seorang hamba yang lemah kemauannya, maka Ia akan semakin menanamkan keengganannya untuk Shalat, atau amal kebaikan lainnya. Bahkan Allah akan membuatnya tidak mampu dan "mencegahnya" beramal. Allah swt berfirman :

"Tetapi Allah tidak menyukai (membenci) keberangkatan mereka. Maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka, 'Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu'." (QS. At-Taubah: 46)

    Jadi, introspeksilah! perkara ini sungguh penting. Jika Anda telah bersiap meninggalkan Shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak  disukai Allah untuk pergi (Shalat). Anda akan ditimpa kemalasan, futur (turun keimanan), lemah, dan terus berdiam diri.

Jangan Terpengaruh Kondisi

     Nasihat saya, jangan terpengaruh oleh banyaknya orang-orang yang meninggalkan Shalat Subuh. Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits yang ia nilai sebagai hadits hasan dari Hudzaifah ra bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Janganlah kamu jadi orang yang ikut-ikutan; kamu mengatakan: 'Jika orang-orang baik, kami juga aka jadi baik, dan jika mereka berbuat zhalim maka kami juga akan berbuat zhalim.' 'Tetapi berdirilah dengan kokoh pada prinsip: 'Jika orang-orang menjadi baik kamu juga akan baik dan jika orang-orang jelek maka janganlah kamu berbuat zhalim'."


    Jangan bandingkan diri Anda dengan orang yang hanya berdiam diri, namun bandingkanlah diri Anda dengan sahabat-sahabat Rasulullah saw. Bandingkan dengan Anas bin Malik ra, yang menangis karena ketinggalan satu Shalat Subuh. Bandingkan dengan Khalid, Qa'qa', Yusuf bin Tasyfin, dan Quthuz.

     Tinggikanlah cita-citamu.
     Teladanilah pada teladan yang agung.
     Besarkan tujuanmu dan besarkan obsesimu.


     Nasihat  saya selanjutnya,  buatlah jadwal evaluasi pelaksanaan Shalat Subuh. Tulislah  disitu hari-hari dalam satu bulan. Apabila Anda Shalat Subuh berjamaah, berilah tanda (v), dan apabila tidak maka berilah tanda (x). Lalu evaluasilah diri Anda di akhir bulan. Niscaya akan terlihat apakah hidup Anda berjalan dengan benar, atau salah ?

     Ingatlah, ini masalah serius! Umar bin Al-Khaththab berkata, Evaluasilah dirimu sebelum di evaluasi (pada hari kiamat), dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan berhiaslah Anda untuk hari persaksian yang besar."

3. Hindari Dosa

    Shalat Subuh merupakan hadiah Allah, tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat.

      Hati yang diisi dengan kemaksiatan, bagaimana akan bangun untuk Shalat Subuh? Bagaimana mungkin hati yang tertutup dengan dosa akan terpengaruh oleh hadits-hadits yang berbicara tentang keutamaan Shalat Subuh? Bagaimana mungkin mendengar panggilan adzan "Hayya 'Alash Shalah" (mari Shalat), "Hayya 'Alash Falah" (mari mencari kemenangan), dan "Asshalatu khairum minannaum" (Shalat  itu  lebih baik dari pada tidur)?

    Bagaimana hati ini akan khusyuk dzikir kepada Allah dan melaksanakan segala bentuk kebenaran? Bagaimana mungkin itu akan terjadi bila hati telah diselimuti kemaksiatan?

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Sesungguhnya seorang muslim bila melakukan satu dosa, maka setitik noktah hitam akan mengotori hatinya, jika ia bertaubat dan meninggalkannya serta meminta ampun pada Allah, maka hatinya akan bening. Dan apabila bertambah dosanya maka bertambah pula noktah hitam tersebut. Dan itulah kerak penutup (hati) yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: 'Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka." (QS Al-Muthafifin:14), (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih).

Absen kita dalam Shalat Subuh merupakan musibah. Allah swt berfirman :

"Dan apa saja yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. (QS. Asy-Syura:30)

   Carilah dosa-dosa Anda dengan teliti. Dosa mata, dosa lisan, atau dosa-dosa Anda dalam bermasyarakat, atau dosa-dosa dalam berhubungan dengan orang tua, atau dosa-dosa hati akibat kesombongan, ujub, iri dengki, marah, pamer, dan lain-lainnya. Yang tak kalah pentingnya, jangan meremehkan dosa sedikit pun. Bisa jadi dosa ini penyebab absen kita dalam Shalat Subuh.

Abdullah bin Mas'ud ra meriwayatkan, bahwa rasulullah saw bersabda :

"Jangan sampai meremehkan dosa-dosa, karena dosa-dosa itu bila berkumpul pada seseorang, akan menghancurkannya." (HR Ahmad)

     Lepaskan kemaksiatan dengan segera. Sesalilah dengan penyesalan yang sungguh-sungguh, segala apa yang telah berlalu, dan bertekadlah untuk tidak berbuat dosa lagi. Kembalikanlah hak-hak kepada pemiliknya.

     Mari ukir lembaran baru bersama Allah. Kalau Anda melakukan hal itu dengan jujur, Allah akan memberi Anda hidayah-Nya dan pemberian-Nya. Diantara pemberian-Nya adalah kemampuan Shalat Subuh berjamaah dengan segenap keutamaan dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Semoga Allah memberi hidayah dan taubat kepada saya, Anda, dan umat Islam pada umumnya.

4. Do'a

    Do'a mempunyai peran yang sangat penting. Jangan meremehkannya sedikit pun. Lakukanlah do'a sebagai rutinitas harian, dengan memohon agar Allah memberi kemampuan untuk melaksanakan Shalat Subuh berjamaah. Perbanyaklah do'a, selalu perbanyaklah memohon dan merintih pada-Nya.

Ingat dan renungkan : "Siapa yang membangunkanmu  untuk menunaikan Shalat Subuh?"

"Siapa yang membangkitkanmu  (menghidupkanmu) dari tidur pada saat Shalat Subuh?"

    Sebab tidur merupakan salah satu bentuk dari kematiaan, sedangkan bangun adalah sejenis kebangkitan (kehidupan)! Lihat apa yang dikatakan Allah dalam kitab-Nya yang mulia :

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahan jiwa (orang) yang telah Ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang di tentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."
(QS. Az-Zumar: 42).

    Itulah sebab, Rasulullah saw  mengajari do'a ketika tidur, begitu pula. Do'a ini menunjukan kesamaan yang sangat dekat antara tidur dengan mati, antara bangun dan kebangkitan dari kubur.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra, "Rasulullah saw apabila berbaring di tempat tidurnya beliau berdo'a :

"Dengan asma-Mu, ya Allah, aku mati dan hidup".

Ketika bangun, beliau berdo'a :

'Segala puji bagi-Mu ya Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mati dan kepada-Nya tempat kami kembali'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  Oleh karena itu, sudah selayaknya kita berdo'a kepada Allah yang menguasai ruh supaya mengembalikannya pada waktu Shalat Subuh atau sebelumnya.

   Kita juga memohon kepada-Nya agar Allah menghiasi hati ini dengan Iman, memudahkan kita untuk berbuat ketaatan. Memohon agar Allah membantu kita melaksanakan Shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid.

    Berharap Allah meneguhkan langkah kita dalam meniti jalan-Nya. Tidak tersesat dan tidak tergelincir, juga mewaspadai nafsu yang dikompori syetan.

   Kita memohon agar Allah mencerahkan pandangan terhadap syariat dan perintah-Nya. Hal ini begitu penting, agar kita tidak meringankan dan menyalahinya.

   Kita memohon kepada-Nya, terus-menerus dengan kerendahan hati pada setiap waktu, lebih-lebih pada waktu-waktu mustajab.

    Adalah mustahil, apabila kita berdo'a kepada Allah swt agar mendekatkan kita kepada-Nya, namun Dia enggan dan justru menjauhkan kita dari-Nya. Padahal Allah lebih berbahagia dengan kembalinya seseorang hamba kepada-Nya dibanding kebahagiaan seorang hamba yang selamat dari kematian hakiki.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Demi Allah, Allah sangat berbahagia dengan taubatnya seorang hamba dari pada kebahagiaan di antara kalian yang menemukan kembali hewannya yang hilang di tanah yang sangat tandus." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

5. Berteman dengan Orang Shalih

     Ini sebuah saran yang tak kalah pentingnya. Memang, berbuat ketaatan tatkala dalam kesendirian, sangat susah. Karena setan lebih kuat menghadapi orang yang sendiri tak berkawan.

Dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab ra dikatakan :

"Kalian harus berjamaah dan meninggalkan perpecahan, karena setan itu bersama dengan orang yang sendirian. Dia akan lebih jauh dari dua orang. Maka barang siapa yang ingin tempat  terbaik di tengah surga maka hendaklah dia terikat dalam sebuah jamaah. (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad, At-Tirmidzi berkata, "Hasan shahih").

Perhatikan juga hadits Rasulullah saw dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw bersabda :

"Tangan Allah bersama orang yang berjamaah, dan barang siapa yang mengasingkan diri, terasinglah ia di dalam neraka." (HR. At-Tirmidzi dengan sanad shahih).

   Perhatikan kawan-kawan Anda. Apakah mereka senantiasa mengingatkan dengan Shalat Subuh, membaca Al-Qur'an, menjaga pandangan, dan berbuat baik  kepada orang tua? Apakah mereka senantiasa mengingatkan Anda kepada Allah dan mematuhi-Nya? Ataukah sebaliknya?

   Kalau sekiranya mereka hanya sekedar bermain, bersenang-senang, menyia-nyiakan waktu, usia, kehidupan yang sia-sia, berbuat dosa dan maksiat, maka Anda harus mawas diri dan  memberikan peringatan.

    Ajaklah mereka kepada  ketaatan dan kebaikan. jika enggan, selamatkanlah diri Anda. Carilah kawan yang lain.

     Selayaknya, Anda bergaul dengan orang-orang shalih. Agama Anda, adalah cermin dari agama sahabat-sahabat Anda.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Seseorang menurut agama kawannya, maka hendaklah setiap seorang kamu melihat siapa yang harus dipergauli." (HR.Ahmad) 

    Alangkah indahnya pergaulan yang demikian bila terus menyertai Anda. Mereka Shalat di masjid tempat Anda Shalat, mereka memperhatikan dan menanyakan Anda. Begitu juga sebaliknya :

"Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah :2).

    Kita melihat bagaimana  Umar bin khattab menanyakan sahabatnya Sulaiman bin Hatsmah ra ketika suatu hari ia tidak ikut Shalat berjamaah. Inilah yang disebut dengan pergaulan yang baik.

Pergaulan seperti inilah yang bisa membahagiakan  di dunia dan akhirat.

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa." (QS. Az-Zuhruf : 67).

    Kita memohon agar Allah mencurahkan kepada kita pergaulan yang baik di dunia, dan mengumpulkan dengan sahabat-sahabat kita di hari kiamat sebagai saudara di atas dipan yang saling berhadapan.

6. Memperhatikan Cara Tidur

    Apakah tidur itu harus kita pelajari? Ya. Kita harus belajar bagaimana cara tidur yang benar, yaitu cara yang di anjurkan Rasulullah saw. Bagaimana cara tidur seperti ini ?

 Tidur lebih Awal

    Ini bukan sesuatu  yang remeh, juga bukan diperuntukan bagi anak-anak saja. Tetapi, hal ini merupakan sunnah ilahiyah dan sunnah nabawiyyah. Penelitian ilmiah dan nalar pun menguatkan pendapat itu. Ini merupakan bukti keunggulan ajaran Islam!

    Allah telah menjadikan semua makhluk tidur pada waktu malam dan bangun di siang hari. Hal ini berlaku bagi segala hal macam binatang, ikan dan tumbuh-tumbuhan. Demikian pula tabiat manusia. Karena itulah, Allah menjadikan matahari menerangi manusia di siang hari sebagai ungkapan kecintaan-Nya pada mereka agar mereka bangun. Allah menjadikan malam itu gelap untuk  memudahkan mereka tidur. Ini merupakan bukti adanya Allah. Dengan seperti itu saja, masih banyak manusia yang mengingkari.

    Mereka mengira khususnya  para pemuda seseorang yang disebut perkasa bila mampu begadang malam dalam waktu yang panjang, lalu pada siang hari dihabiskan untuk tidur. Dimanakah letak keperkasaannya?

Allah swt berfirman :

"Allahlah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. Ghafir : 61).

    Allah menciptakan tubuh kita, memberinya hormon, mengatur semua sendi-sendinya, yang semuanya beristirahat di waktu malam, dan bekerja di waktu siang. Apabila manusia menyalahi ini, maka alat-alat  tubuhnya tidak akan bekerja dengan baik.

    Mereka yang mempelajari struktur tubuh manusia dan alam, telah menemukan rahasia ini. Para peneliti memberikan nasihat supaya tidur lebih awal dan bangun lebih cepat (pada waktu Shalat Subuh). Penelitian ini di temukan setelah beberapa abad tertulis dalam kitab Allah swt dan sunnah Nabi saw. Akan tetapi yang paling menyedihkan, mereka sudah mengerjakan ini, sementara kita malah mengabaikannya.

    Saya telah menyaksikan sendiri di Barat, waktu tidur mereka di awal. Sekitar jam delapan atau jam sembilan malam, mereka telah naik ke pembaringan. Ini bukan suatu hal yang ganjil ! Jarang sekali Anda menemukan seseorang di jalan setelah waktu  itu !

     Mereka tidur lebih cepat bukan karena tidak ada yang bisa membuat mereka terjaga semalaman. Bahkan mereka memiliki lebih dari itu. Televisi, parabola, kasino, kedai 24 jam, alat-alat musik, dan kawan-kawan pesta, semua ini telah tersedia. Namun kepentingan dunia membuat mereka tidur dan bangun lebih awal. Sistim sedemikianlah yang tercermin dalam kehidupan mereka. Tepat waktu, usaha sukses, kemaslahatan tak terbengkalai, dan semua bekerja penuh semangat.

     Saya mengatakan itu bukan berarti saya terkesima dengan disiplin mereka. Sebagian orang berkeyakinan, semua adalah hasil kreasi mereka. Bukan demikian. Saya katakan hal ini, karena saya merasa sedih. Kita memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya. Ialah kitab Allah, Sunnah Rasulullah saw, namun banyak yang enggan menggunakan dan memanfaatkan sebaik mungkin.

    Yang motivasi orang-orang Amerika, Jepang, Cina, Jerman, Inggris, atau bangsa lain yang dikenal bersemangat dalam mencari harta dunia, sesungguhnya adalah nilai-nilai Islam.

    Itu bukan penemuan atau peraturan baru. Mereka yang telah mencapai kemajuan berupa materi dan kehidupan teratur bukan karena apa-apa, kecuali karena mereka berjalan di atas sunnah kauniah (aturan alam) yang ditetapkan Allah swt. Allah telah menjanjikan bahwa orang mereka yang menjalaninya akan dapat menggapai apa yang di inginkan. Tak peduli Mukmin, Fasik, atau Kafir.

"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan menghiasinya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."
(QS. Hud :15) .

    Satu pertanyaan buat Anda : mengapa Anda tidak tidur di awal waktu ? Mengapa orang-orang Islam menghabiskan waktu dengan begadang ?

    Sebagian orang Islam menghabiskan malamnya dengan begadang di depan televisi. Padahal mereka menyadari lebih banyak dampak negatifnya dibanding nilai positifnya. Waktu mereka habis dan tenaga hilang sia-sia begitu saja.

    Sebagaimana yang lain menghabiskan waktu dalam bekerja mereka. Meski mereka bekerja dengan sungguh-sungguh, namun waktu yang penuh dengan berkah di pagi hari berlalu begitu saja. Itu karena mereka tidak akan mampu untuk bangun pagi-pagi sekali.

    Ada sebagian kaum muslimin yang lain lagi. Mereka tengah menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan, selalu begadang malam untuk belajar. Padahal ahli kedokteran telah sepakat, otak sangat berkonsentrasi di pagi hari, dan lebih berberkah seribu kali lipat bila seorang pelajar menyempatkan belajar setelah Subuh dari pada begadang malam.

    Golongan yang lain lebih parah dari sebelumnya. Mereka adalah sebagian pemuda yang nongkrong di kedai-kedai kopi  dan kafe sampai menjelang fajar. Mereka sibuk dengan berbagai permainan sembari menenggak bermacam-macam minuman. Mereka menghambur-hamburkan waktu. Mulai dari permainan video game, asyik browsing internet, bermain bilyard, atau lintingan ganja, kebiasaan nongkrong di pinggir jalan sambil menghisap rokok. Serta masih banyak yang lebih parah dari pada itu.
 

    Begitu memprihatinkan, sebab kebanyakan mereka adalah orang-orang muslim dan terkadang berasal dari keluarga-keluarga terpandang. Namun yang lebih menyedihkan lagi, mata hati mereka telah buta, mati, dan gelap. Saya tidak tahu dimana orang tua mereka, dimana para pendidik mereka, dan orang-orang yang bertanggung jawab memberikan pengarahan pada mereka?

    Megapa keruksakan yang begitu drastis terjadi pada perilaku dan etika ini mentradisi?

   Tidakkah disana ada sebuah renungan sejenak untuk memikirkan kondisi umat ? Apakah tidak ada  penelitian untuk menegakkan umat Islam di muka bumi, dan mencari penyebab turunnya wibawa dan hilangnya  peran para pemuda ?

    Bukankah disana ada kesempatan memperbaiki interaksi dengan Rabb  semesta alam, dengan kembali berpegang  teguh pada konsep syariat dan peraturan-Nya ?

    Hai orang-orang muslim, sadarlah! Kita tidak akan mendapatkan tempat mulia di antara umat-umat yang ada sekarang dengan cara hidup yang sudah terbalik dari ketentuan Allah swt. Kita tidak akan mendapatkan tempat di antara orang-orang mukmin di akhirat nanti dengan menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah swt.

    Jelas, begadang malam bukanlah satu-satunya penyebab musibah yang menimpa kita. Dia hanyalah salah satu akibat, sekaligus menjadi penyebab dari perubahan kondisi dan hilangnya gaya hidup, serta kekeliruan pemahaman.

    Rasulullah saw sebagai pembimbing yang agung telah mengajari kita dan seluruh umat agar tidur  lebih awal semampu mungkin. Agar kita mampu memanfaatkan waktu malam  dan siang dengan baik.

     Diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Barzah ra bahwa Rasulullah  saw tidak suka tidur sebelum Isya' (supaya tidak ketinggalan Shalat Isya'), dan tidak suka ngobrol sesudahnya.

    Tidak ada pembicaraan setelah Isya', kecuali karena kebutuhan yang jelas dan kemaslahatan yang tidak bisa ditangguhkan lagi. Bila memang ada kepentingan yang mendesak setelah Isya', dilakukan dalam tempo yang sangat singkat.

     Demikian, Islam adalah metode yang begitu sempurna. Tidak ada celah untuk memberikan tambahan pada ajaran Islam ini pada semua sisinya, apalagi dengan standar keinginan hawa nafsu.

    Islam merupakan satu rangkaian. Kalau Anda mengambilnya secara keseluruhan tentu akan bermanfaat bagi Anda baik di dunia maupun di akhirat. Namun apabila Anda memilah-milah sesuai dengan keinginan hawa nafsu Anda, dia tidak akan memberi manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS.Al-An'am ; 153).

Tidur "bersama" Rasulullah

     Selayaknya Anda mengikuti cara tidur Rasulullah saw, kemudian mengamalkan do'a yang biasa dibaca sebelum tidur. Sunnah-sunnah tidur ada di kitab-kitab hadits dan banyak sekali jumlahnya. Diantaranya adalah :

     a. Berwudhu sebelum tidur (tidur dalam keadaan suci).

     b. Tidur dengan menghadap ke kanan.

     c. membaca do'a sebelum tidur.

    Sebagai contoh seperti berikut ini :

    Diriwayatkan dari Al-Barra' bin Azib ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apabila kamu hendak berbaring maka berwudhulah sebagaimana kamu wudhu untuk Shalat, kemudian berbaringlah kesebelah kanan, lalu ucapkan :

"Ya Allah ku serahkan wajahku pada-Mu, dan aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku sandarkan punggungku pada-Mu baik dengan suka rela, maupun dengan terpaksa. Tidak ada tempat kembali dan perlindungan kecuali dari-Mu. Ya Allah, hamba beriman kepada Kitab-Mu yang Engkau turunkan pada Nabi-Mu yang telah Engkau utus".

Kalau kamu meninggal malam itu, maka kamu meninggal dalam keadaan suci. Dan, jadikanlah do'a tadi sebagai ucapan terakhir yang engkau ucapkan.
(HR.Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sebuah hadits panjang tentang kisah Abu Hurairah ra dengan setan. Dikisahkan bahwa Abu Hurairah mampu menguasainya, lalu setan menunjukan bagaimana agar manusia dapat menundukan setan. Rasulullah membenarkannya, seraya berkata kepada Abu Hurairah : "Dia percaya padamu sedangkan dia sendiri adalah pembohong".

Cara yang dimaksud adalah dengan membaca Ayat Kursi, salah satu bagian dari Surat Al-Baqarah (Ayat 255), sebelum tidur. Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, "(dengan Ayat Kursi tersebut) Allah akan menjagamu, dan setan tidak akan menghampirimu sampai subuh."
(HR.Al-Bukhari)
Ini adalah permasalahan penting. Setan sangat berperan untuk menghalangi Shalat Subuh. Ia selalu mengharap Anda tetap berada di atas tempat tidur, sehingga Anda enggan untuk Shalat malam maupun Shalat Subuh. Dengan membaca Ayat Kursi, setan tidak akan menghampiri, dan Insya Allah akan memudahkan Anda bangun.

Diriwayatkan dari Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda, "Apabila seorang diantara kalian ingin beristirahat di tempat tidurnya hendaklah ia mengibaskan tilamnya dari dalam sepreinya, karena dirinya tidak tahu apa yang ada di dalamnya, kemudian membaca :

'Dengan menyebut namamu wahai Rabbku, aku merebahkan tubuhku, dan denganmu aku bangun. Jika engkau mencabut nyawaku maka rahmatilah, dan jika engkau mengembalikanya, maka periharalah ia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih'." 
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Umumkan Jam Tidur Anda

     sebisa mungkin sampaikan pada orang lain jam-jam tidur Anda. Anda bisa menyampaikan, "Saya tidur sore supaya bangun lebih awal" Dengan begitu, mereka akan tahu bila Anda tidak akan menerima kunjungan, telepon, janji dan pekerjaan setelah jam sembilan atau jam sepuluh. Tak ada yang membuat Anda malu dengan peraturan ini. Sebaliknya, rasa malu seharusnya muncul dari pihak lain yang menukar fitrahnya, menukar keadaannya, dan merubah standar baku yang telah terbentuk di alam ini.

    Ini merupakan kesempatan berdakwah. Anda bisa memberi pengertiaan pada kenalan, kolega atau temen-temen dekat apabila Anda tidur lebih cepat untuk bangun lebih awal. Dengan demikian, Anda telah melaksanakan sunnah Rasulullah saw. Itu semua demi menjaga kewajiban Shalat Subuh. Insya Allah, orang lain mencontohkan Anda, dan Anda akan mendapat pahala.

     Kita memohon agar Allah swt menuntun kepada apa yang bermanfaat bagi kita, dan memberi manfaat dari segala sesuatu yang kita ketahui.

7. Jangan Kekenyangan

     Itulah tips yang sesuai dengan syariat dan kesehatan. Satu sama lain tidak akan bertentangan. Secara umum merupakan sarana yang bermanfaat bagi manusia, sedangkan secara khusus bermanfaat bagi mereka yang ingin menjaga waktu Shalat.

     Pada dasarnya, manusia tidak diperbolehkan banyak makan, kapanpun. Larangan ini tidak hanya berlaku di waktu malam.

Diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'di Karbi, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda :

"Anak Adam tidak memenuhi bejana yang lebih jelek dari pada perutnya, cukuplah bagi anak Adam memakan makanan yang bisa menegakkan punggungnya. Kalau tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, dan sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernapasan. (HR At-Tirmidzi. Ia berkata, "Hasan shahih.").



      Aturan kesehatan yang bagus !

    Seandainya metode ini diterapkan di siang hari, maka pada malam hari teori ini lebih kita butuhkan. Makan banyak sebelum tidur akan begitu menyusahkan badan. Tidur pun menjadi gelisah, serta mengganggu kesehatan. Lama-kelamaan berat badan  pun bertambah, susah bergerak, malas dan akhirnya tidak sanggup bangun di waktu Subuh.

    Karenanya, seorang bijak pernah berkata, "Makan banyak, tidur banyak, niscaya akan kehilangan kebaikan yang banyak." Yang dimaksud kebaikan banyak adalah Shalat Tahajjud. Lalu bagaimana  kalau kehilangan Shalat wajib Subuh ?

   Berbicara tentang makan, saya anjurkan untuk tidak minum teh, kopi, atau minuman  lain yang mengandung gas, di malam hari. Minuman-minuman itu mengandung kafein yang memaksa pikiran terus terjaga. Ia justru melambatkan tidur, atau mengakibatkan kegelisahan saat tidur. Akhirnya sering buang air kecil, dan mudah terjaga di waktu malam. Badan menjadi lelah dan susah bangun di waktu Shalat Subuh.

8. Mengingat-ingat Keutamaan Waktu Fajar

 
    Ini merupaka tips  yang baru, bagus dan bermanfaat bagi sebagian besar kaum muslimin. Sekali pun mereka telah mampu memelihara Shalat Subuh selama bertahun-tahun.

    Sediakan beberapa potong kertas. Di atas masing-masing kertas di tulis satu hadits dari sekian hadits Rasulullah saw tentang keutamaan waktu fajar. Tulisan hadits tersebut sebagai pendorong mengerjakan Shalat Subuh. Jangan lupa jelaskan pula disitu begitu besarnya  pahala dan keutamaan Shalat Subuh ini. Letakan kertas-kertas tersebut di kamar dan di ruangan rumah Anda, agar bisa mengingatkan Anda terhadap semua keutamaan ini, juga agar dapat membangkitkan semangat dan keinginan serta menguatkan tekad untuk bangun saat Shalat Subuh.

Perlu di perhatikan :

1. Anda tulis pesan-pesan tersebut di atas kertas dengan warna yang menarik perhatiaan.

2. Buatlah dengan ukuran besar sehingga dengan  mudah Anda bisa  melihatnya. Ukuran 20 cm x 15 cm       sudah cukup.

3. Tulislah dengan jelas dan bagus. Anda dapat meminta bantuan orang lain bila tidak mampu menulisnya.   Dengan demikian, dalam waktu yang  bersamaan dapat mengingatkan kawan Anda juga.   

4. Letakanlah kertas ini di tempat yang jelas di kamar Anda.

5. Jangan letakan semua kertas tersebut sekaligus. Letakanlah dua atau tiga lembar dalam sepekan. Pekan berikutnya, ganti dengan kertas lain dan begitu seterusnya. Supaya Anda tidak merasa bosan melihatnya, sehingga tidak memberikan pengaruh dalam hati Anda. Apabila Anda sediakan 20 atau 30 kertas, itu artinya setelah 10 pekan Anda baru melihat kembali lembar yang pertama. Ini akan membuat Anda seperti membacanya pertama kali.

Manfaat mencatat hadits-hadits tersebut :

1. Catatan ini dapat mengingatkan Anda terhadap pahala Shalat Subuh secara terus-menerus, sehingga Anda tidak lesu untuk bangun.

2. Sekalipun Anda memelihara Shalat Subuh, namun terkadang  lupa besarnya pahala Shalat ini. Sehingga, aktivitas Shalat Subuh berubah menjadi rutinitas tanpa ruh (semangat) dan kecintaan.  Akan tetapi dengan membaca satu hadits setiap hari akan keutamaannya,  keindahan dan  kenikmatan untuk taat kepada Allah senantiasa ada di dalam hati.

3. Sering melihat hadits akan membuat hafal. Apa yang dihafal itu membantu Anda mengingatkan orang lain dengan keutamaan yang tinggi.

4. Keluarga yang tinggal bersama Anda akan melihat tulisan ini. Apabila mereka orang yang tidak menjaga Shalat Subuh, hadits-hadits ini  seakan telah mengingatkan mereka. Mudah-mudahan mereka menjaganya, sehingga Anda akan mendapatkan pahala dari amal mereka dan  tanpa berkurang sedikitpun.

Semoga Allah memberikan petunjuk kebaikan perkataan dan perbuatan kepada kita.

9. Tiga Bel Pengingat

    Jam Weker
     Jam weker merupakan perantara utama untuk bangun dari tidur. Bila Anda memasang bel setelah Shalat Subuh, hal ini menunjukan Anda sengaja meninggalkan kewajiban Shalat Subuh. Ini indikasi yang sangat berbahaya. Kita memohon keselamatan bagi saya dan Anda.

     Ada nasihat khusus berkenaan dengan jam weker.

1. Pasang jam weker tepat saat Shalat Subuh, sehingga ketika jam berbunyi, adzan Subuh pun berkumandang. Maka Anda bisa mendengar suara    adzan yang sangat indah : Hayya 'ala Shalah... Hayya 'alal Falah... Ash-Shalatu Khairun minan Naum... Allahu Akbar... La Illaha Illallah. Kalimat  ini Insya Allah akan menggerakan hati, ruh dan jasad Anda untuk bangun.

2. Pada fase awal ini, tak perlu bermuluk-muluk Shalat Tahajjud di sepertiga malam. Apabila Anda belum terbiasa bangun, meski Anda pasang bel seperempat jam atau bahkan 5 menit saja sebelum Shalat  Subuh, kemungkinan besar Anda akan mematikan bel tadi dan tertidur kembali. Berhati-hatilah, ini merupakan menit-menit yang sangat penting dalam hidup Anda ! Dan ini juga lima menit yang akan mengajak Anda untuk  meninggalkan kewajiban terhadap Allah.

   Oleh sebab itu, berlatihlah secara bertahap. Pertama kali usahakan komitmen pada Shalat Subuh. Bila Anda yakin mampu untuk bangun pada saat itu, kalau Anda sudah merasakan nikmatnya Shalat Subuh, silahkan memajukan jam weker beberapa menit untuk Shalat malam. Selanjutnya  majukan lebih banyak dan lebih banyak lagi sesuai kemampuan Anda.

   Ingatlah hadits riwayat Imam Ahmad dari Anas bin Malik, yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya agama ini sangat   kokoh maka rengkuhlah dia dengan lemah lembut."

3. Usahakan membeli jam weker yang bersuara ribut, bukan yang bermusik, sehingga mampu membangunkan Anda.

4. Bila memungkinkan, beli jam weker lebih dari satu. Lalu pasang pada setiap jam dengan beda waktu lima menit, sehingga Anda tetap  berkesempatan untuk bangun, apabila secara tak sengaja mematikan salah satu jam weker.

5. Jika Anda sudah terbiasa dengan suara jam weker, tak ada salahnya saling menukar jam weker dengan kawan yang lain sehingga lebih bisa  membangunkan Anda.

6. Jauhkan Jam weker dari tangan Anda. Letakkan pada jarak tertentu, sehingga untuk sekedar mematikannya, Anda harus bangun.

   Upaya ini Insya Allah memungkinkan untuk membangunkan Anda.

   Telepon
    Buatlah janji dengan kawan : "Siapa yang bangun lebih dulu, ia harus membangunkan yang lain dengan telepon." Dengan ini pula, Anda telah menolong dengan kawan dalam kebaikan.

    Bila perlu, adakan pembicaraan lewat telepon dalam tempo yang pendek sehingga tidak akan tidur lagi. Yang penting, jika 'membangunkan kawan-kawan' sudah menjadi tanggung jawab Anda, rasa bertanggung jawab itu akan mendorong Anda untuk bangun . Insya Allah !

   Bel Pintu
  Buatlah kesepakatan dengan tetangga untuk menghampiri Anda dengan mengebel pintu supaya Anda terbangun.

   Ini merupakan teknik yang jitu. Agaknya begitu sulit, apabila Anda bangun membukakan pintu kemudian kembali tidur. Namun jangan lupa mengatakan kepada keluarga, bahwa akan ada yang mengetuk pintu di waktu Subuh. Sehingga semua penghuni rumah tidak merasa terganggu dengan bel pintu tersebut. Semoga Allah memberikan petunjuk pada kita dalam melakukan kebaikan.

10. Ajaklah Orang Lain 

   Yakinlah, Allah tentu membantu Anda, tatkala Dia menyaksikan Anda mengajak orang lain untuk melaksanakan kewajiban itu. Usaha yang terus menerus di jalan Allah, niscaya Allah akan menjamin Anda untuk selalu berhubungan dengan-Nya.

     Mulailah dari keluarga, anak-anak, istri, dan saudara-saudara serta kedua orang tua Anda.

    Apabila anda merasakan betapa beratnya saat latihan dan memulai bangun Subuh, maka jangan biarkan orang-orang yang Anda cintai mengalami hal yang sama. Ajarilah, doronglah serta bantulah mereka dengan sekuat tenaga.

    Ketahuilah, semua ini hak keluarga Anda, bukan suatu keistimewaan. bahkan ini menjadi kewajiban Anda.

Diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Abdulah bin Umar ra, bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda :

"Masing-masing kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua bertanggung jawab dengan apa yang kalian pimpin. Seorang Imam pemimpin dan dia bertanggung jawab atas apa yang dia pimpin, dan seorang laki-laki pemimpin keluarganya dan dia bertanggung jawab dengan apa yang ia pimpin. Seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia bertanggung jawab dengan apa yang ia pimpin. Seorang hamba adalah pemimpin harta tuannya dan ia bertanggung jawab dengan apa yang ia pimpin."

 
Lalu Ibnu Umar berkata - perkiraan saya, beliau juga menyebutkan :

"Dan seorang laki-laki adalah pemimpin harta bapaknya dan ia bertanggung jawab dengan apa yang ia pimpin."

    Setiap orang yang Shalat Subuh dengan perantaraan Anda, Anda pun akan mendapatkan pahala seperti pahala dia. Anda juga akan mendapatkan pahala orang ketiga dan seterusnya. Seperti anak-anaknya, kawan-kawan dan orang-orang yang dia cintai.

    Kebaikan ini akan tetap dalam timbangan kebaikan Anda sampai hari kiamat. Ini merupakan keutamaan yang besar dan tidak bisa di ukur akal.

Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah ra, bahwa mendengar Rasulullah saw bersabda :

"Barang siapa yang mengajak kebaikan dalam Islam kemudian mengamalkan hal itu sepeninggalnya, maka bagi yang mengajak tadi pahalanya sama dengan yang di ajak. Sedikitpun tidak mengurangi pahala yang di ajak. Barang siapa yang mengajak pada kejahatan, kemudian ia melakukan sepeninggalnya, maka yang mengajak baginya dosa seperti dosa yang di ajak, tanpa mengurangi dosa orang yang di ajak sama sekali." (HR Muslim).



     Saya memohon kepada Allah untuk diri saya, Anda dan seluruh umat Islam semoga Allah memberikan hidayah sempurna menuju ke jalan-Nya.    

2 comments:

  1. Bagus sekali sarannya akh syukron

    ReplyDelete
  2. Alangkah bagusnyanya jika mas mengganti warna tulisannya .. agar pembaca lebih mudah dalam membacanya .. :)

    ReplyDelete